GEMPA BUMI



Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energy dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismic. Gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

 
Gempa Kobe tahun 1995 menghancurkan jembatan Kobe-Osaka di barat Jepang  dan menewaskan sekitar 5000 orang.

KENAPA TERJADI GEMPA?

            

 Tekanan adalah gaya yang diberikan suatu objek. Saat objek diberikan tekanan, maka akan merubah volume dan bentuk dari objek tersebut. Ketika benda padat ditekan secara lambat, maka perubahan utama terjadi secara elastis dan saat tekanan tersebut hilang objek akan kembali ke bentuk semula.
            Setiap batuan memiliki batas elastisitas masing-masing. Pada kondisi tertentu, saat batas elastis dilampaui, batuan akan berubah bentuk. Perilaku ini yang disebut sebagai Deformasi Plastik. Gempa belum terjadi pada kondisi ini.
            Pada kondisi yang lain, batuan akan pecah karena Brittle Fracture. Rekahan tersebut akan melepaskan energy dan batuan disekitarnya akan kembali ke bentuk semula. Gerakan cepat ini mengciptakan getaran yang dirasakan sebagai gempa bumi.

            Gempa bumi juga terjadi saat batuan saling bergesekan sepanjang rekahan/sesar. Batasan lempeng tektonik adalah rekahan yang besar dan telah bergerak banyak kali pada masa lalu dan akan bergerak juga pada masa mendatang.


KLASIFIKASI GEMPA BUMI

A.    Klasifikasi gempa bumi menurut kedalaman hiposentrum:


1.      Gempa Bumi Dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari  300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu  berbahaya. Tempat yang pernah mengalami adalah dibawah laut jawa, laut Sulawesi dan laut flores.

2.  Gempa Bumi Menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara  60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa. Tempat yang  pernah terkena antara lain : Sepanjang pulau sumatera bagian barat, pulau jawa bagian  selatan, sepanjang teluk tomini, laut Maluku dan kep. Nusa Tenggara.

3.  Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang  dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Tempat yang pernah terkena antara lain: Pulau Bali, Pulau Flores, Yogyakarta dan Jawa tengah.




B.     Klasifikasi gempa bumi menurut penyebabnya :

1.      Gempa bumi tektonik
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh dislokasi atau perpindahan akibat pergesaran lapisan bumi yang tiba-tiba terjadi pada struktur bumi, yakni adanya tarikan atau tekanan.
Pergeseran lapisan bumi ada 2 macam yaitu vertical dan horizontal.

2.      Gempa bumi vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung api atau letusan gunung api. Pada saat dapur magma bergejolak, ada energi yang mendesak lapisan  bumi. Energi yang mendesak lapisan bumi ada yang mampu mengangkat lapisan bumi sampai ke permukaan disertai getaran. Gunung api yang akan meletus biasanya mengakibatkan gempa bumi.

3.  Gempa bumi runtuhan
Gempa bumi runtuhan (terban) adalah gempa bumi yang di sebabkan runtuhnya atap gua atau terowongan tambang di bawah tanah. Jika batuan pada atap rongga atau pada dinding rongga mengalami pelapukan, maka rongga dapat runtuh karena tidak  mampu lagi menahan beban di atas rongga. Runtuhnya gua dan terowongan yang  besar bisa mengakibatkan getaran yang kuat.


GELOMBANG GEMPA BUMI

Gelombang yang menjalar sepanjang batuan disebut gelombang seismik. Gempabumi dan ekplosion menghasilkan  gelombang seismik. Seismologi adalah studi tentang gempabumi dan interior Bumi berdasarkan pada bukti dari gelombang seismic.gelombang gempa bumi dibagi menjadi dua yaitu gelombang badan dan gelombang permukaan.

1.      Gelombang badan

Gelombang badan menjalan melalui interior bumi dari titik pusat gempa bumi yang disebut sebagai hipocenter. Proyeksi hiposenter ke permukaan bumi disebut dengan epicenter. Selama gempa terjadi, gelombang badan membawa energi dari fokus ke permukaan.
 Gelombang badan dibagi menjadi dua yaitu gelombang Primer dan Gelombang Sekunder.
Gelombang P merupakan gelombang longitudinal, yang dimana arah pergerakannya sejajar dengan arah rambatannya. Keceptana gelombang dapat mencapai 4-6 km/det, tergantung dari sifat batuanyang dilaluinya. Gelombang ini merupakan gelombang yang paling cepat sampai di stasiun seismik dibandingkan dengan gelombang lain dan dapat merambat melalui medium padat, cair, dan gas.
      Gelombang S merupakan gelombang transversal, dimana arah pergerakannya tegak lurus dengan arah rambatannya. Kecepatan gelombang ini mencapai 3-4 km/det. Cepat rambat gelombang ini lebih lambat dari gelomban P.

2.      Gelombang permukaan

 
Gelombang permukaan adalah gelombang yang rambatannya hanya melalui kerak bumi dengan fekuensi lebih rendah disbanding gelombang badan. Gelombang permukaan dibagi menjadi 2 gelombang yaitu gelombang Love dan gelombang Rayleigh.
Gelombang love terbentuk karena interferensi konstruktif dari pantulan-pantulan gelombang seismik pada permukaan bebas. Cepat rambat gelombang ini adalah 2 ¾ km/det. Pergerakan partikel gelombang love sejajar dengan permukaan tetapi tegak lurus dengan arah rambatnya. Gelombang love lebih cepat sampai di stasiun seismic disbanding dengan gelobang Rayleigh.
Gelombang Rayleigh adalah gelombang yang lintasan gerak partikelnya menyerupai ellips. Dihasilkan oleh gelombang datang P dan gelombang S yang berinteraksi pada permukaan bebas dan merambat sejajar dengan permukaan tersebut. Gerakan partikelnya ke belakang (bawah maju atas mundur) dan gelombang ini menjalar melalui permukaan media yang homogen. Gelombang Rayleigh merambat dengan kecepatan sekitar 2 ¼ mil sehingga menimbulkan efek gerakan tanah yang sirkuler dan hasilnya tanah akan bergerak naik turun seperti ombak di laut.


Gelombang permukaan menyebabkan kerusakan yang besar dari gempabumi.


MEMPREDIKSI GEMPA BUMI

            Sampai saat ini belum ada yang bias memprediksi secara akurat kapan gempa bumi terjadi. Ada yang disebut dengan prediksi jangka panjang, yaitu memprediksikan kemungkinan gempa bumi akan terjadi pada daerah yang rawan terjadi gempa dibandingkan dengan daerah jarang terjadi gempa. Ada pula yang disebut dengan prediksi janga pendek yaitu sebelum gempa bumi terjadi, ada satu getaran-getaran kecil yang dapat menjadi signal akan terjadinya gempa bumi, namun signal ini muncul selang waktu sepersekian detik sebelum gempa bumi yang asli terjadi.


 
Peta di atas menunjukan potensi terjadinya gempa bumi di United State berdasarkan frekuensi dan kekuatan dari sejarah gempa yang pernah terjadi (Prediksi Jangka Panjang).

SUMBER
Thompson and Turk. 1997. Introduction to Physical Geology. Thomson Cole, Salt Lake.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34571/4/Chapter%20II.pdf

Komentar